Saturday 1 October 2016

AYO MENDIDIK


Mendidik jauh berbeda dengan mengajar. mendidik merupakan proses memanusiakan manusia sebagai makhluk ciptaan allah SWT. mendidik juga bisa di artikan sebagai proses pembelajaran akhlak dari yang tidak baik menjadi lebih baik, sedangkan mengajar dapat di artikan sebagai proses mentransfer atau menularkan pengetahuan dari guru ke siswa, dengan demikian mendidik jauh lebih sulit dari mengajar.
 Kita bisa menyaksikan bagaimana bangsa kita krisis moral, di rumah mungkin kita sering mendapatkan bentakan dari putra-putri kita, di jalanan dengan bebas pasangan muda-mudi bergandengan, botol-botol bekas minuman haram sering di jumpai bahkan di pajang menjadi kebanggaan, lantunan syair-syair lagu lebih mudah di hafal daripada lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, bukan fenomena lagi kalau yang datang dari islam kita anggap sesuatu yang asing dan sesuatu yang datang dari budaya kaum kuffar kita anggap biasa-biasa saja bahkan kita tanpa sadar sering meniru kebiasaan-kebiasaan mereka.

بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء

"Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing (HR. Muslim).
-

kita mungkin lupa akan kampung akhirat kita, sehingga kita sering mendesain pendidikan anak kita hanya sebatas kesuksesan dunia semata, kita berlomba-lomba untuk mengejar kesuksesan dunia, tapi apakah pernah berlomba dalam urusan akhirat, kita sering iri melihat kesuksesan seseorang dalam urusan dunia, apakah kita pernah iri melihat kesuksesan seseorang dalam urusan akhirat?.
Tidak ada kata terlambat dalam memulai hal yang baik, mari kita bahu-membahu baik guru maupun orang tua harus bekerjasama di dalam mewujudkan pendidikan untuk putra-putri kita. Dimana dalam hal mendidik bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah yakni guru, tetapi peran orang tua sangat dibutuhkan.

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
 "Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang di pimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan istri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan ank-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya. (HR. Bukhori no.893).

alangkah indahnya apabila negeri kita memiliki generasi yang bertaqwa dan memiliki kecerdasan. Untuk membangun negeri yang beriman dan bertaqwa tentu kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita menuju masyarakat yang aman dan sejahtera dan tentunya semua itu kita harus kembali kepada Al-qur'an dan sunnah-sunnah rasulullah salalahu alaihi wa sallam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
"Wahai orang-orang yang beriman! taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta Ulil Amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Qs. An-Nisa : 59)

No comments:

Post a Comment