Sunday 25 November 2018

Kesederhanaan dan Ketegasan



Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [al-A'raf/7:31].

Globalisasi mempengaruhi kebiasaan kita dalam menjalani kehidupan ini, tak dipungkiri pengaruh globalisasi hampir menguasai semua aspek kehidupan, baik cara bergaul, cara berpakaian, bahkan pola hidup kita semakin hari semakin tergerus oleh arus global itu sendiri. Di jalanan mata kita di manjakkan dengan pandangan para wanita yang berpergian tanpa mahromnya, para pemuda dengan santai menenggak minuman tanpa rasa malu, smart phone menjadi teman sejati ala kehidupan milenial sekarang ini, bahkan orang disekitar kita tak dihiraukan saking nikmatnya dengan benda yang tak pernah terlupakan itu.

Dengan semakin mudahnya mengakses informasi menimbulkan pola hidup yang beragam baik dari bentuk rumah, pakaian dan lainnya terpengaruh oleh budaya luar. oleh sebab itu dalam menyikapi hal tersebut tentu kita harus hidup seadanya tanpa harus berlebihan alias sederhana.


Berbicara tentang kesederhanaan foto di atas adalah Foto kepala SMP Negeri 1 Suela (Tengah) yakni Gupran, S.Pd, beliau adalah sosok yang sederhana, mudah bergaul namun memiliki visi dan misi yang jelas di dalam membangun sebuah organisasi. Disisi lain dari kesederhanaannya, beliau juga tegas dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Banyak sekali contoh contoh teladan dari seorang pemimpin yang kehidupannya sederhana, seperti yang kita ketahui bersama bagaimana kesederhanaan seorang khalifah umar bin Khattab radiallahunhu dalam menjalani kehidupan beliau menjadi pemimpin ummat islam. dari sosok yang tegas namun sederhana.

Begitu juga manusia yang menjadi panutan kita bersama yakni rasulullah salallahu alaihi wasallam tentang beliau mengajarkan kita tentang kesederhanaan sesuai sabda beliau
Jauhilah gaya hidup bermewahan. Sesungguhnya hamba-hamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewah-mewahan". Lihat Shahihah, 535.